Harapan Itu ………..

6 tahun sudah Rudi dan Rani tak dikaruniai anak. Berbagai cara sudah ditempuh untuk mendapatkan si buah hati. Dari hari ke hari mereka selalu berusaha dengan cara apapun, meskipun harus mengeluarkan kocek yang sangat besar. Pasangan keluarga kaya raya ini selalu merasa bahwa anak adalah segalanya.

***
Disaat mereka kelelahan untuk berusaha, di saat mereka lupa akan impian besarnya itu dan di saat mereka sudah sepakat untuk tidak terlalu berharap, justru Yang Maha Kuasa memberinya kabar gembira……

Rani dalam mimpinya merasakan sedang menggendong bayi mungil nan cantik. Rudi pun demikian di saat yang sama dia merasa dipeluk seorang gadis mungil yang lucu….

Ternyata benar bahwa mereka akan dikarunia anak di tahun ke-10 perkawinannya. Hasil USG mengatakan bahwa Rani hamil 2 bulan. Kabar itu membuat pasangan Rudi dan Rani bersuka cita, sujud syukur disertai isak tangis tak tertahankan…..

Dengan ekonomi yang serba berkecukupan, Rudi begitu memanjakan kehamilan istrinya. Persiapan kelahiran Sang Jabang Bayipun begitu luar biasa…. Bahkan hampir setiap hari mereke selalu berhayal tentang masa depan anaknya….

“Mas aku kan dokter gigi, aku pingin anak kita lebih maju dan lebih tinggi dari aku….”, ucap Rani pada suaminya. “Aku juga gitu, aku pingin anak kita sekolah hingga S3, karena aku S2….”, sambut Rudi.

***




3 setengah tahun kemudian…..

“Wenny, ayo belajar … jangan main terus…!”, teriak Rina pada putrinya yang baru 3 tahun. Ya begitulah keseharian Wenny di rumah. Gadis cilik itu benar-benar ditempa dengan begitu keras agar dapat menjadi seorang yang Hebat, Maju dan lebih Sukses dari orang tuanya. Memang benar bahwa Wenny kecil tampak pintar jika dibanding dengan anak seusianya. Rudi dan Rani sengaja memberi waktu bermain anaknya sangat sedikit sekali. Cacian, makian dan tak jarang pukulan selalu menimpa Wenny jika dia menunda belajar karena capek dan ngantuk. Pasangan suami istri itu menginginkan anak semata wayangnya sudah masuk SD pada usia kurang dari 5 tahun.

***
Waktu terus berlalu. Wenny masuk sekolah akselerasi. Bayangkan, dalam usianya yang baru 6 tahun dia sudah kelas 3 SD swasta ternama di Jakarta. Wenny memang jenius, tapi dia tak banyak bicara, pemurung dan tak mau berkawan….

Wenny sering menyendiri di perpustakaan, sementara teman-temannya bermain riang di halaman sekolah atau makan dan minum di kantin sekolah. Tak jarang teman-teman Wenny menjumpainya sedang menangis atau diam dengan tatapan kosong. Gadis mungil itu begitu tertekan tanpa bisa melawan. Gadis kecil itu merintih pedih tak tertahan demi harapan besar orang tua.  Masa kecilnya telah dirampas oleh orang tuanya sendiri ……

***

Ya itulah cerita 30 hari sebelum kondisi Wenny yang sebenarnya terjadi …
Ya akhirnya Wenny kembali ke pangkuan Illahi Rabbi dalam kondisi mengenaskan di bangku sekolahnya. Dari mata, hidung, dan telinganya mengalir darah segar….. Si Cantik itu mengalami pendarahan otak yang luar biasa….. !!

Inilah akhir sebuah harapan orang tua………..

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites