THE POWER OF BELIEVE

Seorang ayah berjalan menembus padang pasir yang panas bersama seorang anaknya yang berumur remaja dengan mengendarai seekor keledai. Saat itu Sang Anak berada di atas punggung keledai, sementara Sang Ayah menuntun tali kendali keledai.

Di tengah langkahnya, dia bertemu dengan seseorang. Dengan sinis, orang itu berkomentar, “Dasar anak gak tahu diri, kok orang tuanya malah jalan menuntun keledai di terik matahari padang pasir!”.

Komentar sinis orang tersebut rupanya menjadi renungan Sang Ayah dan anaknya. Akhirnya diputuskan, Sang anaklah yang menuntun kelesai, sementara Sang Ayah duduk di punggung keledai.

Tetapi apa yang terjadi, di tengah perjalanan dia bertemu dengan seseorang dan orang itu berseloroh sinis, “Kok bisa ya, ada orang tua yang tidak mau mengalah sama anaknya???”.

Kembali menjadi bahan renungan. Sang Ayah berfikir keras, mengapa sikapnya tetap dianggap salah. Dia coba merenung dan diputuskan, “Nak, kalo begitu mari kita duduk di atas punggung keledai. Mungkin itulah langkah dan sikap paling arif”.

Seseorang berkomentar lebih pedas lagi, “Kalian benar-benar telah menzolimi seekor keledai yang kecil itu. Berat badan kalian berdua saja, mungkin lebih berat dibanding berat badan keledai!!”.

Sang Ayah dan anaknya tambah pusing, dia selalu merasa salah dan langkahnya selalu dianggap tidak tepat. Merekapun kehabisan akal dan memutuskan untuk sama-sama menggendong keledai di tengah teriknya matahari padang pasir.

Apa kata orang? “Kalian benar-benar gila, diman-mana keledai ditunggangi orang, bukan orang ditunggangi keledai!!!!”.

Hikmah Cerita :
Keyakinan diri adalah modal untuk pembentukan sikap diri, konsistensi dan maturity seseorang. Manalah mungkin kita dapat mengambil putusan/sikap jika kita lebih meyakini pendapat orang lain? Sepanjang kita yakin akan sesuatu, tidak melanggar norma, tahu alasannya dan tahu konsekwensinya, LAKUKAN!



0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites